BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATARBELAKANG
Menurut I.Djumhur pada umum nya pendididkan diartikan sebagai suatu proses bantuan yang di beri kan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai ke dewasaan.
Sedangkan mengartikan pendi dikan sebagai suatu proses pertum buhan dan perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tertentu timbullah interaksi antara individu dengan lingkungannya baik secara fisik maupun secara sosial kultural.
Proses pendidikan dapat bersifat formal maupun non formal yaitu Pendidikan yang berada dilingkung an keluarga dan lembaga – lembaga yang bersifat non formal.
Sedangkan sekolah merupakan
lembaga pendidikan formal yang mempunyai peranan penting dalam proses pendewasaan anak dan menjadikannya berguna dalam masyrakat.
Sekolah sebagai lembaga pendi dikan mempunyai tanggung jawab untuk Sebagai seorang guru yang baik maka guru tidak hanya menya mpaikan materi yang sesuai tetapi juga harus tanggapan terhadap segala macam masalah – masalah yang dihadapi oleh siswa nya. Besar kecilnya hambatan yang dihadapi oleh siswa merupakan salah satu faktor tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut maka seorang guru harus memberi kan layanan bimbingan terhadap siswa yang mengalami keterlambat dalam belajar.
Layanan bimbingan siswa merupakan salah satu model pem berian bantuan lay anan dan bim bingan kepada siswa seba gai upaya pemberian bantuan pemecahan yang dihadapi siswa secara efektif dan efi sien, dengan harapan proses belajar mengajar dapat terlaksana secara optimal.
Berdasarkan gambaran tersebut diatas , maka dalam penyusunan studi kasus dan layanan bimbingan siswa ini akan dibahas tentang masa lah yang di hadapi oleh klien dalam hal ini siswa SDN KAUMAN 2, Kecamatan Bojonegoero , Kabu paten Bojonegoro.
B.PENGERTIAN STUDI KASUS
Studi kasus adalah suatu metode komprehensif pengumpulan dan me rangkuman data tentang individu. Studi kasus memberikan gambaran komulatif tentang perkembagan dan faktor – faktor yang ada pada saat itu. Informasi yang ada diperoleh dari berbagai sember yang dapat diandalkan yaitu: dari tes dan non tes.Studi kasus berisi dokumentasi pendukung,interpetasi, rekomendasi tindakan, dan follow up untuk mengecek kemajuan dan hasil yang dicapai.
Dalam arti lain studi kasus adalah sebagai usaha mempelajari tentang diri siswa yang diperkirakan mempunyai masalah yang timbul didunia pendidikan di sekolah dengan menganalisis suatu masalah dan mencarikan jalan pemecahan nya agar meringankan beban masa lah yang dihadapi siswa demi lancar nya proses belajar mengajar.
C. TUJUAN STUDI KASUS
Tujuan studi kasus di sekolah adalah untuk mencapai dan men dapatkan pema haman menyuluhan mengenai siswa yang bermasalah sehingga dapat dibuat pro gram bantuan. tujuan studi kasus dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
v TUJUAN UMUM
Secara umum tujuan studi kasus bertujuan untuk :
1. Umum memproleh gambaran yang jelas tentang keadaan pribadi siswa Yang di anggap mempunyai masalah belajar.
2. Untuk mengetahui penyebab - penyebab dan menerapkan jenis dan sifat Kasukitan belajar serta latar belakang timbulnya masalah yang dihadapi Siswa Kasus.
3. Untuk memberi bekal pengala man kepada calon guru agar lebih peka Terhadap permasa lahan yang dihadapi siswa dan mampu memecahkan nya.
v TUJUAN KHUSUS
Secara khusus pelaksanan studi kasus bertujuan untuk:
1. Memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mempunyai masalah.
2. Membantu siswa menyesuaia kan diri dengan lingkungan.
3. Membantu siswa memecahkan masalah dan mengembangkan potensi belajar siswa secara optimal.
D. KEGUNAN STUDI KASUS
Kegunaan studi kasus dalam layanan bimbingan siswa disekolah adalahmerupakan suatu upaya dalam membantu siswa yang berma salah supaya dapat memahami ke mampuan dirinya dan lingkungan dalam usaha untuk meningkat kan prestasi belajar siswa kasus.
Selain itu juga dapat berguna untuk siswa agar mengetahui ke adaan diri sendiri dan bisa ber adap tasi dengan lingkungan sekitarnya.
E. PENGERTIAN LAYANAN
BIMBINGAN SISWA
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan seseorang kepa da orang lain sehubungan dengan kegiatan dalam membuat pilihan . Pengertian bimbingan dan penyu luhan menurut beberapa ahli seba gai berikut:
1. Dalam “Jear Book of Eduction” Bimbingan adalah suatu proses membantu
2. individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuan agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
3. Menurut “Stoops” Bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus dalam membantu per kembangan individu untuk men capai kemampuannya secara maksimal dalam megarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi diri sendiri maupun untuk oranglain.
4. Menurut “Crown & Crow” Guidance merupakan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang me miliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai , kepada seorang individu dari setiap individu dari setiap usia untuk menolong nya mengarah kan kegiatan – kegiatannya sen diri, mengembangkan arah pan
dangannya sendiri, mem buat pilihan sendiri dan memikul be bannya sendiri.
5. Menurut “Frank w.miller (1961)” Bimbingan adalah suatu proses pemberian ban tuan kepada individu dalam mencapai pemahaman dan pengarahan diri agar dapat menyesuaikan diri secara mak simal terhadap sekolah, kelu arga dan masyarakat.
6. Menurut “Montesen & Sch mu ller (1964)”Bimbingan adalah su atu proses pemberian bantu an kepada individu secara berkela jutan dan sistematis ya ng dilaku kan oleh seorang ahli yang men dapat pela tihan khusus ten tang hal itu, dan dimak sudkan agar individu dapat memahami diri dan lingkungan nya dan dapat mengembang kan diri secara opti mal untuk kesejah teraan diri dan lingkungan Ada pun pengertian bimbingan yang tercantum dalam buku petunjuk pelaksanaan PPL adalah sebagai berikut:
Ø Bimbingan adalah upa ya megenal, mema hami sis wa kasus dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiag nosis, memprog nosis, dan memberikan pertim bangan pe meca han masalah.
Ø Dari pengrtian diatas layan an bimbingan diarti kan se bagai usaha pemberian ban tuan kepada siswa untuk mencari alternatif peme cahan dari masalah yang dihadapi. Sedangkan siswa didik nya dapat memilih alter natif yang cocok bagi dirinya sendiri dalam
usaha megatasi kesuli tannya.
F. TUJUAN LAYANAN
BIMBINGAN SISWA
Berdasarkan pegertian dan sifat layanan bimbingan siswa,maka tuju anyang ingin dicapai dalam layanan bimbingan siswa ini adalah sebagai berikut:
v TUJUAN UMUM:
1. Mengenali latar belakang pribadi siswa yang mempunyai masalah .
2. Mengembangkan kemampuan meren canakan masa depan yang beracuan pada minat, bakat ,dan kemampuan.
3. Membantu siswa didalam meng embangkan pengartian,pemaha man diri dan kemam puan meme cahkan masa lah tanpa menimbul kan masalh baru.
4. Memahami dan menetapkan jenis, sifat dan faktor penyebab serta alter natif pemecahan dalam mengantisi pasi timbulnya masalah yang serupa.
v TUJUAN KHUSUS:
Membantu proses sosialisasi dan sensitifikasi kepada kebutuhan orang lain.
Membantu murid untuk mengem bangkan motifasi intrinsik dalam belajar sehingga tercapai pening katan prestasi belajar.
Membantu murid untuk hidup se imbang dalam aspek fisik, mental, dan sosial.
Membantu murid untuk mengem bangkan pema haman diri sesuai dengan kecakapan, minat pribadi dan hasil belajar serta kesempatan yang ada.
G. PENTINGNYA LAYANAN BIMBINGAN SISWA
Layanan bimbingan siswa sangat penting bagi semua personal yang terkait baik itu kepala sekolah, guru wali kelas, guru mata pelajaran, yang bersang kutan, orang tua, maupun guru praktikan (PPL). Adapun kegunaan layanan bimbingan siswa ini adalah sebagi berikut:
1. KEPALA SEKOLAH
Sebagai informasi atau masuk kan, sehingga dapat memberikan pembinaan dan mengkoordinasikan atau kerjasa ma dengan pihak yang dapat memberi kan pemecahan ma salah siswa kasus, serta mengurangi kendala yang ada.
2. GURU WALI KELAS
Wali kelas sebagai penggung jawab terhadap proses belajar mengajar yang
terjadi dikelas maka dengan adanya layanan bimbingan siswa ini dapat
di nyatakan referensi memperoleh infor masi perkembangan anak dan dapat berpartisipasi dalam pemecahan masalah yang dihadapi siswa, sehingga dapat membina dan mengarahkannya.
3. GURU MATAPELAJARAN
Pelaksanan layanan bimbingan siswa yang tepat dapat membantu mengatasi gangguan yang terjadi dalam proses belajar mengajar dikelas sehingga dapat membantu menga rahkan pilihan pemecahan masalah yang dihadapi siswa sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri.
4. SISWA YANG BERSANGKUTAN
Dengan adanya layanan bimbing an siswa ini dapat membantu siswa me nyelesaikan masalah yang dihadapi
dan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.
5. ORANG TUA / WALI MURID
Dengan adanya layanan bim bingan siswa ini dapat memberikan masukan dan peningkatan perhatian terhadap aspek pribadi siswa yang perlu dibenahi untuk mambantu pro ses peningkatan demi masa depan siswa kasus.
6. PRAKTIKAN (PPL)
Dapat memperolah pengalaman yang nyata dalam menghadapi siswa
dengan beragam karakteristiknya, sehingga pada akhirnya dapat melatih
keterampilan dalam melakukan tugas layanan bimbingan siswa yang dihadapi oleh siswa. Hal itu dapat meningkatkan beban siswa, ssehingga siswa tersebut dapat mewujudkan cita-cita.
H. METODE
PENGUMPULAN DATA
Dalam rangka memperoleh data yang akurat tentang diri siswa,penulis dalam penyusunan studi kasus dan layanan bimbingan siswa ini mene rapkanbeberapa metode pengum pulan data sebagai berikut:
v Metode Interviuw / wawancara:
Metode ini digunakan untuk menge tahui hal-hal yang belum Teru ngkap dalam angket atau untuk menge cek prosentase keakuratan data angket.
metode ini di lakukan terhadap siswa kasus, teman sekelas,dan guru wali
kelas mengenai hal yang relevan dengan masalah yang dihadapi siswa kasus.
v Metode Angket:
Metode ini berupa angket isi anyang memuat sejumlah pertanyaan
guna memperoleh informasi seputar diri siswa,keluarga dan lingkungannya
yangdiberikan kepada siswa kasus, orang tua siswa dan guru walikelas untuk di isi datayang sebenar-benarnya.
v Studi Dekumentasi:
Dalam hal ini penulis mempelajari, menganalisa serta menafsirkan data
seputar siswa yang terdapat pada dokumen-dokumen di SDN Kauman II
Bojonegoro atau pada guru kelas yang bersangkutan.
v Problem Ceeklist:
Merrupakan suatu daftar kemu ngkinan masalah yang pernah atau sedang dialami siswa kasus.
v Observasi:
Penulis mengamati langsung tingkah laku siswa kasus,baik didalammaupun diluar kelas,serta dilingkungan sekolah.
I. Prosedur Pengumpulan Data
Ranvcangan yang digunakan guru
dalam membantu siswa kasus diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Analisis.
Analisis adalah merupakan langkah untuk mengumpulkan informasi trenteng diri anak beserta latar belakangnya.Hal itu bertujuan untuk memperoleh pemehaman tentang diri anak dalam berhubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian diri baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.Untuk mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya dan dapat dipertanggungjawabkan,maka guru mnenggunakan bermacam-macam metodeantaralain;Angket,observasi,wawancara,dan lainnya.
2. Sintesis.
Sintesis adalah usaha untuk merangkum,menggolongkan dan menghubungkan data yang dipe roleh dalam tahap analisis.Dengan demikian dapat menunjukkan kese luruhan gambaran tentang diri anak, rumusan ini bersifat ringkas dan padat.
3. Diangnosis.
Diagnosis merupakan tahap menginterpretasikan data dari suatu masalah yang dihadapi.Rumusan diagnosis dilakukan melalui proses pengambilan atau penarikan kesim pulan yang logis.
4. Prognosis.
Prognosis adalah langkah yang ditempuh untuk menetapkan jenis atau
tehnik bantuan yang diberikan kepada anak didik serta memprediksi kemungkinan yang akan timbul oleh anak sehubungan dengan masalah yang
sedang dialami.
5. Treatment.
Tahap ini merupakan tahap pengembangan strategi pemecahan maslah dalam konseling.Guru membantu anak menemukan sumber-sumber pada diri anak.Sumber-sumber lembaga dan masyarakat guna membantu anak mencapai penyesuaian yang optimal.Melalui tahap ini guru memberikan alternatif pemecahan masalah dengan tetap mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangan dari setiap alternatif yang mungkin dapat dilakukan.
6. Follo Up.
Follow up mengacu pada segala kegiatan membantu siswa setelah mereka memperoleh layanan konseling, tetapi kemudian menemui masalah baru atau munculnya kembali masalah yang lampau.
7. Alasan Pemilihan Klien.
Praktekan berusaha mengamati siswa mana yang memerlukan bimbingan selama proses belajar mengajar di kelas pada waktu praktek mengajar di SDN Kauman II Bojonegoro. Berdasarkan data yang di peroleh, maka praktekan dapat mengungkapkan dasar yang di gunakan dalam memilih klien sebagai
berikut:
Hasil ulangan blok ( harian ) klien pada mata pelajaran inti: Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, IPA, PKN masih sangat memperhatikan.
BAB II
LAYANAN BIMBINGAN SISWA
Seperti yang sudah disebutkan di depan bahwa kegiatan layanan bimbingan siswa merupakan upaya mengenal, memahami, dan menera pkan siswa yang suka berkelahi di dalam kelas pada saat pelajaran berlangsung dengan kegiatansebagai berikut:
A. Identifikasi siswa kasus
Tujuannya adalah untuk menentukan siswa yang diperkira kan suka ber kelahi di dalam kelas pada saat pelajaran berlangsung, sehingga memerlukan bimbingan dan pengawasan dari guru maupun orang tua murid. Dalam melak
sanakan kegiatan ini, maka pe serta praktikan mendapat penga rahan dan bantuan terle bih dahulu yaitu dengan berusaha mendapatkan infor masi yang
berkaitan dengan siswa yang bermasalah tersebut agar dapat ditentukan letak permasalahan yang dialami oleh siswa tersebut:
Adapun teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi tersebut ialah:
1. Mempelajari prestasi yang dicapai siswa kasus yang terdapat pada raport.
2. Mempelajari data yang berhubungan dengan pribadi siswa dengan cara
Ø mengunakan angket dan wawancara.
3. Mempelajari dan memban
dingkan hasil belajar siswa satu kelas dengan berbagai macam bidang studi. Adapun hasil belajar siswa kelas IV ditahun pelajaran 2007 sebagai berikut:
Ida
78
66
77
80
80
Baik
Rizal
67
67
77
78
87
Cukup
Richal
77
77
80
85
89
Cukup
Brili
70
76
78
73
77
Cukup
Billa
87
80
77
84
70
Cukup
Dwiki
66
78
80
74
85
Cukup
Arga
80
82
87
88
90
Baik
Nanta
100
100
95
97
99
Sangat baik
Chelvi
67
76
77
66
78
Cukup
M guntur
77
77
78
76
77
Cukup
Irma
87
80
80
89
80
Baik
Heki
90
95
90
89
87
Sangat baik
Vian
95
89
78
85
92
Sangat baik
A. Standar Kompetensi Minimal (SKM) :70
B. Nilai Bahasa Indonesia :89
C. Nilai Ilmu Pengetahuan Alam :95
D. Nilai Matematika :80
E. Nilai Ilmu Pengetahuan Sosial :76
F. Nilai Pendidikan Kewarga Negaraan :89
2. Teknik non testing
Dalam pengamatan metode yang mengetahui kesehariannya klien. Berikut
ini pengamatan lebih banyak di lakukan pada saat di sekolah. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa:
a. Hasil Ulangan Blok(harian) klien pada mata pelajaran inti:Bahasa Indonesia,
b. Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu pengetahuan Sosial, Matematika, Pendidikan Kewarga
negaraan sudah memenuhi Standar Kompetensi Minimal.
c. Klien tersebut kurang belajar karena malas dalam belajar.
d. Di lihat dari keaktifan klien kurang aktif dalam memperhatikan,cenderung ramai,tapi
sebenarnya dia mudah paham terhadap materi.
e. Klien kesulitan dalam pelajaran Bahasa daerah, Bahasa Englihs.
f.Klien kurang konsentrasi dan tidak menunjukkan sikap antusiasterhadap guru
sehangga sebagaimana mestinya teman - teman lainnya dapat mengikuti
pelajaran yang telah di pelajari.
g. Hampir semua guru yang mengajardi kelas tersebut,memberikan kesimpulan yang
sama tentang keadaan klien.
h.Praktikan memiliki minat dan wawasan serta pengalaman yang cukup memadai untuk
mendalami kasus yang di pilih.
e. Wawancara.
Wawancara Yaitu mengadakan komunikasi secara langsung antara pengambil data dan sumber data/klien.Tehnik ini penulisannya dilakukan dalam bentuk tanya jawab untuk memperoleh keterangan lebih lanjut dari data yang diperoleh. Dari hasil wawancara tersebut,praktikan memperoleh data-data berikut:
v Wawancara dengan klien:
Dari wawancara dengan klien diperoleh data sebagai berikut:
1.Klien adalah tiga anak bersaudara,denga pola asuh cukup longgar.
2.Klien sering menghiraukan pelajaran yang disampaikan dalam kelas.
3.klien malas dalam belajar dan tidak dapat mengatur waktu untuk menjalani proses belajar
secara konsisten.
4.Klien selalu terlambat dalam mengerjakan tugas.
5.Klien punya kemauan untuk berubah,keadaan yang dialami.
f. Angket.
Metode ini merupakan untuk memperoleh sejumlah data tentang diri siswa
sesuai dengan keadaan yang ada pada dirinya.Angket yang diberikan pada siswa/klien berisi data tentang identitas siswa,data kesehatan,data keluarga/pribadi data kesehatan,data keluarga/pribadi dan tempat tinggal,data orang tua siswa,data prestasi yang pernah dicapai (akademik dan non akademik).Data angket siswa ini memberikan sejumlah informasi yang dimuat dalam identitas kasus.
g. Problem Check list
Problem check list memuat catatan tenteng masalah-masalah yang pernah
dialami siswa dalam kaitannya dengan kesehatan,masalah sifat atau
kebiasaan,masalah keadaan kehidupan ekonomi,masalah keluarga,masalah agama
dan moral,masalah hubungan sosial dan berorganisasi,masalah hobi,dan
penggunaan waktu,masalah penyesuaian terhadap sekolah,masalah masa depan
yang berhubungan dengan dengan pekerjaan,masalah kebiasan belajar,masalah
intelektual,masalah moral dan sosial.Serta masalah-masalah lain baik yang
berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung yang pernah dialami siswa
terutama semenjak memasuki jenjang sekolah.
B.Sintesis.
Sintesis adalah usaha untuk mengumpulkan dan menyusun data pada tahap
analisis,sehingga dapat diambil kesimpulan dan gambaran tentang klien.Dari
pencarian data yang telah dilakukan melalui angket,problem check list,
observasi,danwawancara maka dapat disimpulkan bahwa klien yang bernama
Anton (fiktif) mengalami permasalahan berikut:
1.Masalah kesehatan tidak ada gangguan yang berarti.
2.Masalah sifatdan kebiasaan suka tersenytum dan tidak bisa diam bahkan
Sering berkelai dengan tennya pada saat guru menerangkan.
3.Masalah pergaulan suka menggoda temannya.
4.Masalah kehidupan keluarga kurang mendapat bimbimngan belajar.
5.Maslah agama dan moral,kurang tekun dalam menjalankan kewajiban ibadah.
6.Masalah penggunaan waktu lebih banyak bermain dan nonton televisi.
7.Masalah belajar sambil lalu yang dilakukan tidak serius.
8.Masalah penyesuaian dengan sekolah lambat dalam menyelesaikan tugas yang
Diberikan guru.
9.Masalah rekreasi /olah raga /hobby yang mengabaikan tugas.
10.Kurang bimbingan dan perhatian orang tua dalam masalah belajar.
C. Diagnosis.
Diagnosis merupakan tahap menentukan jenis masalah yang di alami oleh
klien serta faktor penyebabnya.Dalam tahap diagnosis terdapat dua langkah pokok
yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Identifikasi.
Identifikasi adalah tahap merinci masalah yang dihadapi saat ini berdasarkan
cenderung hiperaktif.Hal ini mengakibatkan klien sering ramai,dan tidak
memperhatikan pelajaran sehingga terlambat dalam menyelesaikan tugas dari
guru.mengenai hubungan teman di kelas,klien sangat aktif dan suka mengganggu
temannya.
2. Etiologi.
Etiologi adalah tahap untuk mengetahui penyebab timbulnya masalah, pada dasarnya
penyebab timbulnya masalah dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu:
a.Dari dalam klien sendiri (internal):
Pada saat belajar di rumah klien kurang memanfaatkan waktu untuk
belajar,juga kurang bisa membagi waktu dan kadang klien menghabiskan
waktunya untuk bermain dan nonton televisi untuk menghilangkan kejenuhan.
Selain itu sudah watak klien sebagai anak yang hiperaktif.
b.Dari luar klien (eksternal):
Keluarga:
1.Klien termasuk anak yang dimanja, dan makal .
2.Klien mempunyai saudara kandung laki-laki.
Linkungan sekolah:
1.Ada beberapa pelejaran yanng tidak disukai.
2.Sebagian besar teman cewek suka membicarakannya.
D.Prognosis.
Tahap proknosis adalah tahap prediksi kemungkinan yang dihadapi klien jika
masalahnya tidak mendapat bantuan.Berdasarkan identifikasi dan etiologi masalah
tersebut kemungkinan yang terjadi pada diri klien adalah:
1.Apabila masalah-masalah yang muncil tidak dengan segera diatasi
kemungkinan besar yang akan terjadi antara lain:
a. Berkaitan dengan pribadi:
Ø Klien akan tetap hiperaktif dan ramai dalam waktu proses belajar
dikelas.
Ø Kebiasaan klien yang suka mengganggu temannya saat pelajaran
terutama pada temannya.
b. Berkaitan dengan belajar:
Ø Klien akan tetap terlambat dalam menyelesaikan tugas dari
gurunya.
Ø Prestasi belajar klien sulit berkembang,padahal sebenarnya klien
mempunyai bakat dan memiliki ke inginan untuk sukses.
c. Berkaitan dengan interaksi sosial:
Ø Klien akan tidak disukai oleh temannya terutama anak putri.
Ø Klien akan tetap tidak bisa menerima segala keputusan yang ada
dalam keluarga,karena terbiasa bahwa masalah harus
diselesaikaan sesuai dengan keinginannya.
2. Apabila masalah –masalahnya teratasi, kemungkinan klien bisa manghadapi
Segala permasalahannya dengan proporsional dan tidak mengganggu
Konsentrasinya sebagai pelajar yang memiliki kewajiban belajar demi
Suksesnya masa depan yang menjadi miliknya.
E.Usaha pemberian bantuan ( Treatment )
Usaha pemberian bantuan adalah upaya yang dilakukan untuk membantu klien
dalam memcahkan masalah menuju perkembangan yang optimal. Pemberian
bantuan ini harus disesuaikan dengan faktor penyebab timbulnya masalah yang
dihadapi oleh klien. Jenis bantuan yang direncanakan untuk klien adalah sebagai
berikut:
1. konseling.
2. kerjasama dengan wali kelas.
3. konsultasi dengan guru BK.
4. kerjasama dengan orang tua wali murid.
Mengingat waktu, situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, maka altenatif
yang dilakukan dalam usaha pembelajaran bantuan tidak sesuai dengan yang
direncanakan. Usaha pemberian bantuan yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Konseling (bimbingan )
Dalam teknik ini pemberian bantuan dilaksanakan dalam bentuk hubungan
yang bersifat face to face yaitu antara klien dengan praktikan. Layanan ini yang
bertujuan untuk membantu klien dalam memecahkan masalah, dengan bantuan
yang diberikan praktikan terhadap siswa. Maka praktikan dapat mengharapkan
terjadi perubahan yang terjadi pada diri siswa agar tidak menggulangi kembali
masalah yang sudah terjadi. Maka dengan itu praktikan memberikan nasehat
agar siswa kasus tersebut tidak berkelahi kembali pada saat pelajaran berlangsung.
Dalam konseling praktikan memberikan masukan bahwa setiap manusia pasti
Mempunyai masalah mamun berat dan ringannya permasalahan tesebut ter
gantung pada diri kita sendiri. untuk menyikapinya, maka jalan yang disarankan
adalah mendekatkan diri kepada tuhan agar diberikan pikiran yang jernih dan
lapang, agar masalah yang dihadapinya menemukan jalan keluardan mengganggap
bahwa semua itu pasti ada hikmahnya. Selain itu sifat keterbukaan dan pikiran
yang dewasa akan menyelesaikan segala persoalan.
2. Kejasama dengan guru kelas.
Kejasama ini dilakukan untuk mencari jalan keluar dari masalah yang
dihadapi oleh klien, karena wali kelas adalah orang yang paling mengerti tentang
latar belakang siswa yang bersangkutan . dengan pendekatan dan interaksi secara
kontinyu wali kelas dapat menyimpan segala rahasia tentang siswa yang mengalami
masalah bahkan wali kelas dapat memberikan bantuan secara intentifdan dapat
memperhatikan dengan pendekatan personal. Hal ini dilakukan dengan mengambil
jam diluar jam pelajaran sehingga tidak menimbulkan kecemburuan terhadap
siswa.
Dengan demikian wali kelas sangatlah berperan sekali untuk membantu siswa
dalam memberikan motifasi belajar membantu untuk masalah biaya sekolah.
Misalnya dengan mengajukan beasiswa tidak mampu pada sekolah. Dengan adanya
perhatian tersebut akhirnya klien secara, bertahap dapat memperbaiki nilai yang
mungkin berpengaruh tehadap masa depan nya.
3. kerjasama dengan guru BK.
Kerjasama dengan guru Bk ini berkenan dengan prilaku secara umum yang
dialami oleh klien, dengan data yang didapat praktikan melakukan dengan mencari
solusi untuk memecahkan masalah yang dialami oleh siswa bersangkutan, hal ini
menjadi penting karena dengan hanya memakai data yang ada praktikan tidak
cukup tepat dalam memberikan layanan bimbingan.
4. Kerjasama dengan orong tua ( wali ).
Kunjungan kerumah ( home visit ) dilakukan untuk mengetahui latar
belakang ( beground ) keluarga dan kondisi klien dilingkungan rumah. Komunikasi
di lakukan dengan orang tua klien ( ibu ) agar klien diberikan perhatian khusus
dalam kaitannya dengan proses belajar dirumah. Jika dianggap perlu sebaiknya
didatangkan guru privat untuk memberikan bimbingan belajar bagi klien, Untuk
mengkordinasikan klien menjalani proses belajar di rumah, maka secara ber
gantian seminggu 3x selama dua minggu kami memberikan bimbingan belajar
dengan cara jemput bila ke rumah klien.
Rupanya usaha ini membuahkan hasil, dimana orang tua semakin terbuka
dan menyadari akan kebutuhan anak untuk di berikan perhatian khusus dalam
belajar. Selama ini orang tua hanya memerintahkan anak untuk belajar, tetapi
tidak pernah di bimbing dalam belajar. Setelah proses bimbingan berjalan selama
4x pertemuan ternyata klien menujukan perubahan yang cukup positif yaitu
merasa nyaman untuk menjalani proses belajar secara mandiri, pada tahap ini
mulai muncul motivasi dan kesadaran belajar secara serius yang menggambarkan
ke inginan orisinil yang di miliki selama ini.
F. Follow up ( tindak lanjut ).
Follow up adalah usaha yang di lakukan praktikan untuk mengikuti
perkembangan klien setelah klien mengambil suatu keputusan sendiri untuk
bertindak. Selain itu dalam upaya tindak lanjut pratikan juga mengevaluasi
keberhasilan atau tidaknya upaya bantuan yang di berikan kepada klien tentang
masalah pribadi, belajar dan juga sosial yang di hadapi. Karena klien sering
memikirkan permasalahan tersebut maka akan mempengaruhi konsentrasinya
dalam belajar, maka uasah ayang di berikan pada klien antara lain:
1. untuk mengatasi masalah pribadi:
Ø Memberikan motifasi dan support kepada klien agar klien lebih
termotivasi sehingga percaya dirinya bisa tumbuh.
Ø Memberikan pengertian bahwa semua permasalahan itu pasti ada
hikmahnya dan agar berusaha bersabar dalam enjalani hidupnya dan
jangan lupa selalu berdo’a kepada tuhan yang maha kuasa.
2. Untuk mengatasi masalah belajarnya:
Ø Membantu membuat jadwal secara terinci yang bersifat rutinitas yang
nantinya akan membantu klien untuk labih bisa memanfaatkan waktu
belajar sebaik mungkin.
Ø Memberikan pengertian bahwa belajar jangan takut salah, karena salah
dalam belajar itu adalah sesuatu yang biasa.
Ø Lebih sering menunjukan klien untuk aktif dan fokus dalam mengikuti
pelajaran di kelas, seperti menunjukan klien ke depan kelas untuk
mengerjakan soal atau menjawab soal.
3. Untuk mengatasi masalah sosialnya:
· Melatih klien untuk bisa mengurangi sifatnya yang hiper aktif yang
suka mengganggu temanya.
· Sering mengajak ngobrol tentang apa yang ia kehendaki atau yang ia
cita – citakan.
· Memotivasi klien untuk bergaul sewajarnya, terutama dengan anak
putri.
· Memberikan pengertian bahwa semua permasalahan itu paasti ada
hikmahnya dan agar beruasha, bersabar dalam menjalani hidupnya
dan jangan lupa selalu berdo’a kepada tuhan yanga maha kuasa.
.....................................@ 2 @...................................
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis data klien yang diperoleh melalui obsevasi, check –
list dan wawanccara, maka praktikan dapat menemukan kesulitan yang dihadapi
klien. Adapun masalah yang dihadapi klien dapat disimpulkan yaiu:
1. Masalah Pribadi:
ü Klien akan tetap hiperaktif dan ramai dalam waktu pelajaran berlangsung
di kelas.
ü Kebiasaan klien yang suka mengganggu temannya saat jam pelajaran.
2.Masalah Belajar:
ü Klien akan tetap terlambat dalam menyelesaikan tugas dari gurunya.
ü Prestasi belajar klien sulit berkembang,padahal sebenarnya klien
mempunyai bakat dan memiliki keinginan untuk sukses.
3.Masalah Sosial:
ü Klien akan tidak di sukai oleh temannya terutama anak putri.
ü Klien akan tetap tidak bisa menerima segala keputusan yang ada dalam
keluarga,karena terbiasa bahwa masalah harus di selesaikan sesuai dengan
keiginannya.
B.Saran.
Agar permasalahan yang dihadapi oleh klien cepat terselesaikan,maka
praktikan mengemukakan beberapa pendapat;
1.kepada klien;
ü Untuk lebih berusaha dan semangat dalam belajar agar tidak ketinggalan
dengan teman-temannya.
ü Untuk lebih terbuka dengan teman,orang tua,wali kelas dan BK untuk
mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapi.
ü Hendaknya menjalin hubungan pertemanan yang baik denga teman-teman
sekekas,menjalin hubungan baik dengan guru mata pelajaran untuk
memoerlancar komunikasi dan jangan pernah takut atau malu untuk
bertanya tentang apapun kepada guru tentang apa saja yang belum
mengerti.
2.Kepada wali kelas ;
ü Membantu siswa yang mengalami masalah,
ü Memperlihatkan tingkah laku anak didiknya karena begitu walli kelas bisa
mengetahui perubahan tingkah laku anak didiknya.
ü Menyediakan waktu untuk berdialog dengan siswanya.
ü Memberikan motifasi belajar kepada siswanya.
3.Kepada Bimbingan Konseling (BK);
ü Untuk meningkatkan komunikasi kepada siswa.
ü Memberikan motifasi kepada siswa baik dalam menyelesaikan masalahnya
maupun dalam kegiatan belajarnya.
ü Lebih meningkatkan peranannya dalam membantu siswa untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
4.Kepada orang tua wali;
ü Memberikan perhatian khusus dalam pergaulan saat dirumah.
ü Memberikan bimbingan belajar kepada anak saat dirumah.
ü Memenuhi kebutuhan anak yang menunjang proses belajarnya.
ü Memberikan motifasi dan intensif yang diperlukan anak.
...................................@ 3 @.........................................
Rabu, 01 April 2009
Contoh Laporan Studi kasus.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
terima kasih,,,
BalasHapus